Sabtu, 26 Maret 2016

DATSUN RISERS EXPEDITION ETAPE #3 DAYS #3

HOAAAAAAMMMMM................................................


Rutinitas bangun pagi, Subuhan dulu....
Mata masih kriyep..kriyep...blom nyenyak tidurnya, karena semalam ngobrol..ngomongin perjalanan Pekan baru-Bukittinggi. di tambah hawa sejuk Bukittinggi yang pengin narik selimut lagi...sayangnya cuma semalam kami disini. Dan pagi ini harus bergegas ke Padang.
Nyaman juga Hotel ini, walaupun Arsitekturnya di buat jaman Opa - Opa..tapi isinya Modern, selayaknya Hotel sekarang, TV Cable, Hot Water, AC, Dan WiFi yang kenceng signalnya.
Di tambah Jendela Hotel yg menghadap Gunung Marapi dan Singgalang.
Yen..tak pikir-pikir..kaya di Temangggung, dengan pemandangan Gunung Sindoro Sumbing, atau Magelang, dengan Merapi dan Merbabunya.

Jadi ingat Syairnya Iwan Fals :

Kubuka jendela  
Sapa angin pagi 
Ringan kau melangkah 
Songsong hidup ini
 
Hela lenguh lembu
Halau burung burung 
Bocah tawa riang
Canda di kali yang jernih
 
Bila malam 
Tembang di purnama 
Yang memberi semangat 
Hidup esok hari
 
Kubuka jendela 
Maki angin pagi 
Berat kau melangkah 
Tuk dapatkan kesempatan
 
Roda teknologi
Enyahkan pedati 
Bias rumah kaca
Lubangi paru bumi
 
Syair Ronggowarsito 
Jerit dan keringat
Gemuruhnya Rolling Stones
 
Api revolusi 
Haruskah padam 
Digantikan figur yang tak pasti

 Sejenak melepaskan penat, melupakan masa lalu, menatap masa depan dengan harapan harapan dan impian, jauh dari hinggar bingar politik, club, organisasi, kantor...dan apaalah yg jadi rutinitas.

Disini, Gw, Bram, Kobul... cuma pengin jalan-jalan menikmati hidup, yang mungkin gak terulang lagi..
"Nikmat mana lagi yang akan aku dustakan..Terima Kasih ya Allah..sudah menghantarkan ku dan temanku di Perjalanan ini..."


Ngincer Gunung Marapi




Sarapan pagi ini Salad aja...sama nasi Goreng, sama Bihun Goreng (gak habis, karena bau apek), sama Roti panggang, segelas Jus Paya, di tutup makan buah lagi, sama puding. ehhmm Kok jadi banyak....

Great Wall
Hari ini sesuai Rundown, Team DRE#3, on the way, menuju "Great Wall", di ngarai Sianok. Mirip2 Lembah Harau, karena emang kita mau liat terbentuknya lembah dan ngarai ...yang katanya ini adalah patahan kerak bumi, yang naik kepermukaan, Landscape Ngarai ini terbentang dari selatan ngarai Koto Gadang sampai ke nagari Sianok Anam Suku, dan berakhir di kecamatan Palupuh. Ngarai Sianok memiliki pemandangan yang sangat indah dan juga menjadi salah satu objek wisata andalan. Ada satu yg terlewat di dekat ngarai ini saat kami melewatinya, disisi kiri jalan banyak Lubang2 Gua Jepang. Dan Kata Mas Bram, lorong Gua Jepang ini sampai ke tengah kota BukitTinggi, bilamana ada Gempa, yg di khawatirkan adalah Runtuhnya Goa, Berikut Kota Bukittinggi di atasnya akan ikut ambrol...Waullahualam.....

 Sungai yg meliuk diantara tebing

 Ada Kerbau


Ini dia Great Wall, sama kan...?

Beberapa lintasan mendaki ke arah tebing di buat jalur pendakian seperti Tembok Besar China, namun lebarnya hanya 2m, itulah kenapa di sebut Great Wall.
Butuh tenaga Extra untuk menjangkau tangga-tangga ini, yang pasti gw patokannya si Bram...Klo Bram sampe Atas, Gw pasti sampe banget....terbukti, Bram nyerah...hahahahha....

Sanjai
Tak lengkap rasanya klo gak bawa buah tangan khas minang...Nasi padang....ya nggak lah
Keripiak Sanjai...
Keripik dari bahan uni kayu, yg di lapisi oleh Sambal balado ini sangat ngetrend, istilah kata..Gak Ke padang klo gak bawa Sanjai. Kembali Bram menuturkan beberapa nama Kripik Khas ini, ada Merk Artis Terkenal, yg pernah berperan jadi Tjut Nyak Dien, ada Juga merk2 Lokal, kali ini Bram menyarankan Merk Lokal...dan Lagi2 Konon (jangan di balik bacanya) Katanya, produk yg ngetrend di orang2 itu ambil dari sini, tapi gak tau deh...bagi Gue..itu keripik udah di olesin sama Balado aja... Klo Belum ya namanya cuma keripik singkong...

Di tempat penjualannya, tersedia pula pabrik proses pembuatannya, mulai dari bahan baku, hingga pengepakan, sayang waktu sampai, karena masih pagi, belum ada satupun kripik yg di olesin, tapi gw jadi tau ternyata bahannya adalah dari singkong...Cerdas kan Gue....suit..suitt....hehehehe....uhuyyy

 Bahan Baku Ubi kayu/Singkong di Kupas

 Ubi kayu di Serut dengan alat Khusus, namanya S E R U T A N

 Lalu diangin - anginkan
Kemudian di Goreng

Maka Jadilah ini, 

Disini gw agak Janggal, di serut bulet bulet, di anginkan juga bulet-bulet, yang di goreng masih bulet-bulet, lantas kenapa jadinya panjang-panjang....Masih jadi Misteri buat gue...."Bram..Tolong jelasin kenapa begitu....?"



Yukkk  di borong sanjainya...

Nb:
Sebagai Literatur tambahan, Bahwa nama Sanjai itu bukan nama artis Bollywood, tapi merupakan nama daerah basis makanan ini berasal, seperti, halnya Wingko Babat, Terkenalnya bukan di lokasi daerahnya, tapi malah di luar kotanya, seperti si Sanjai ini berasal, malah ngetrend di Bukittinggi, atau Kota Padangnya...
Ya itulah emang begitu...Wingko babat juga malah terkenal di Semarang, Padahal Kota Babat adanya di Lamongan Kota Soto. Kalo gak Percaya, tanya Mbah Gugel

Kelok 44 & Danau Maninjau
Kembali kami harus mengarungi ganasnya jalan darat Bukittinggi-Maninjau, rute ini di tempuh karena ingin menjajal mesin 1200ccnya Datsun panca. Suatu tantangan yang sulit di elakkan. karena ke Padang Rute Darat, gak lengkap rasanya kalau gak lewat Kelok 9 dan 44.
Dengan iring iringan seperti hari kemarin, yaitu 16 Kendaraan para Risers dan Crew, kami mencoba menapaki jalur BukitTinggi - Maninjau.
Jalur yg dilalui, dari bukittinggi sudah banyak kelokan, paling tidak, sebagai pemanasan ke Kelok 44.

 Jalur Kelok 44

Rehat Sejenak, susun barisan

Ada ritual khusus untuk memasuki jalur kelok 44, yaitu bilamana kita memasuki badan tikungan wajib membunyikan Klakson
Tujuannya agar kendaraan dari arah depan mengetahui bahwa kita juga ada jalur yang sama. Manakala kita lebih dahulu membunyikan klakson, maka kita dapat masuk ke jalur yg belokkannya bisa mencapai 90 derajat lebih. Dan kendaraan lawan harus menahan masuk, kalau tidak, maka dapat menimbulkan kecelakaan. Secara Umum, biasanya Kendaraan dari arah Atas, lebih banyak menahan menunggu yg di bawah naik terlebih dahulu, ketika memasuki kelokkan. Kelokan ini sangat rumit, dengan sudut-sudut yang patah, di tambah, ada beberapa tanjakan dan turunan yang curam.

Sehingga pada akhirnya team DRE#3, lebih mengambil sikap hati-hati dan kontinue menginformasikan melalui Radio Komunikasi.

Berbaris Rapih, dengan latar belakang Danau Maninjau
Mari makan

 PLTA

Hingga petang selesai makan siang, dengan menu Ikan Bilis khas Maninjau, perjalanan di lanjutkan menuju Padang.
Sebelum memasuki kota padang, singgah Dahulu di Pantai Cermin, sambil melepas penat.
Tidak banyak yang di exploitasi, Hanya  hamparan pasir dan dua pulau di depan, yg saya gak tau namanya.

akhirnya kami mengakhiri memasuki kota Padang menuju Hotel ketika malam menjelang.


Next Etape #3 Kubu Gadang, Days#4
























Tidak ada komentar:

Posting Komentar