Selasa, 24 Mei 2016

STIK....Yang gak Sitik (sedikit : Jawa)

STIK...

Salah satu kegemaran gw..yaitu masak..


Berat per gramnya sekitar 200 gr


Menu ini paling di suka sama Azizah, Anak Sulung gw.
Yahh...di bandingin sama Resto2 ternama sih gak seberapa, tapi..dg Duit yg cekak, gw bisa puas makan stik sampe Mblenger...

dengan Kisaran bobot stik 200 - 300 gram, modalnya gak sampe 50K/Porsi,

Bahan yg gw suka malah sapi lokal, dengan rasa yg masih sapi banget.....syaratnya daging harus Fresh..bukan daging beku...

Sedikit berbagi ala gw..

Bahan :
1. Daging sapi segar berat 200gr
2. Lada Putih
3. Garam

Saus
1. Saus Barbeque instant
2. Tomat Segar, di cincang
3. Oregano
4. Lada hitam
5. Saus Cabai
6. Bawang Putih, Cincang halus
7. Bawang Bombay, Cincang halus

Additional
1. Kacang polong
2. Jagung manis pipilan
3. Buncis Potongan, ketiganya biasanya jadi satu dalam kemasan beku
4. Kentang Segar bulat, potong memanjang..goreng sama kulitnya.

Gw lebih suka klo stik itu daging yg gak di marinage dg bumbu barbeque, daging segar, cukup di tusuk2 garpu taburi garam dan lada... biar wangi2 dikit, kasih herb, macam oregano. Selanjutnya, panasin pan Stik yg di olesi margarin (dikit aja), atau bakar langsung di panggangan (Ini perlu ritual nyalain Bara dulu..so F*****g Long time....:~)

Durasi pemanggangan 3 - 4 minute dengan temperatur kira2 (kira-kiranya gw, kalo pas di kasih margarin...sampe ngebul..trus apinya sedeng aja), untuk Medium Rare...
Gw suka klas ini krn dagingnya masih empuk..

Untuk Jelasnya, bisa liat Tabel ini (nyontek bin Copas dr gugle)







Dan itu gw praktekkan.... sesuai dengan keterangan gambar di atas....
Tapi inget, jangan lu bolak balik, jadi setiap sisi, tunggu waktunya sesuai tingkat kematangan yang diinginkan, terus lu balik ke sisi yg lain, jadi 2 kali balikkan langsung kelar...  

Saat memanggang biasanya keluar tuh cairan kaldu dagingnya, yg ini jangan di buang, di tampung, dan setelah selesai masak stik pannya di pakai untuk memasak Saus

Caranya :
Goreng bawang putih, sama bawang bombay sampai layu, masukkan lada hitam, tomat segar, trus bumbu instant barbeque, masukkan kaldu daging sisa pemanggangan daging, masukkan oregano, klo mau ada citarasa pedas, tambahkan saos sambal. Kadang gw juga iseng nambahin kecap Inggris, bahkan peresan jeruk nipis, tambahin air sedikit, tunggu sampai agak kental. nah jadi deh...

ini Hasilnya...

 
Sisi Pertama 3 Menit

Dibalik Hasilnya seperti ini

Masak beberapa sayuran

Hasil Akhir, Kadang nambahin salad Biar banyak porsinya...:D


Itu hasil karya gw, dan puas makannya....hahahahha....Untuk kapasitas 4 Orang Kira2 Budgetnya 200K an...heheheheh...



Slurrppptttt..............nyaaammmmm...................................................











PANTAI MADASARI, TANAH LOT DI SELATAN JAWA



Gak berlebihan juga klo sy menulis tentang Pantai Madasari, yang masuk di daerah Cimerak Pangandaran, sebagai Tanah Lot di Selatan Jawa.
Knapa...?

Karena memang mirip, mungkin bisa jadi lebih bagus, kalau Pulau itu bisa di olah sedemikian rupa menjadi Obyek wisata sejenis.

Lokasi Pantai ini agak menjauh dari Objek wisata yg sudah di kenal, yaitu Pangandaran.
Jarak lokasi dari pangandaran ke Madasari kurang lebih 40Km, dengan melewati beberapa Objek wisata lain, (Pantai Batu Hiu, Green Canyon Cijulang, Pantai Batu Karas).

Masuk menuju Lokasi dari Jalan Utama Trans Pangandaran, hampir 7Km, dengan melalui Desa Cimerak, dan masih sangat minim untuk Fasilitas wisata dan penginapan.

Pantai ini hanya di kenal sebagai Lokasi Camp Ground yg menghadak ke Laut selatan Jawa, dengan Hamparan Pulau di depannya.
Akses jalan yang kurang memadai dan jauh dari pangandaran juga menjadikan sulitnya untuk berkembang. Jujur aja..klo saya berharap tidak usah di kembangkan, agar keasrian Pantai masih terus Alami, karena kalau sampai masuk menjadi daerah wisata, yg ada malah banyak pedagang...dan semrawut macam pangandaran. dan pastinya akan merusak ekosistem yg ada.

Sedikit informasi yg saya dengar, kurang lebih 5 Km dari madasari, saat ini sedang di bangun Pacuan Kuda, yang Konon katannya, akan di pakai saat Pekan Olah Raga nanti, Entah PON atau Sea Geames.
Ini akan menjadi peluang untuk di kembangkannya wilayah sekitar menjadi Lokasi Obyek Wisata.

Saya mengunjungi Madasari, saat Libur Panjang,  pada 7 Mei 2016, setelah dari menjelajah Majalengka, lanjut ke pangandaran. Tujuan utamanya Camping di Madasari.
Namun sayang, kami tiba sudah sore, dan Hujan Cukup lebat saat masuk ke Pangandaran, akhirnya untuk menghindari kerepotan bongkar pasang peralatan, kami memutuskan menginap di Cottage. 
Dan itu rasa sesal yg gak berkesudahan, setelah tau Madasari bagus banget untuk Kemping....Next Trip Lah.. bisa di jajal.



Pulau yg lebih dekat ke Pantai

Piss.....


Silvy yang tangguh....

 Lokasi Camp Ground, tersedia air tawar yg bersih



Lokasi Camping


Senin, 23 Mei 2016

PERJALANAN TAK BERENCANA

START

Persiapan perjalanan sudah di lakukan satu minggu sebelumnya, hanya saja untuk melakukan perjalanan boleh di bilang mau..mau..nggak..nggak, soalnya gak tau musti kemana bawa kendaraan berikut rombongan lenong.

Sampai last minute, Menkeu cuma minta jalan ke Majalengka, sementara 2 ajudan yg penting jalan aja, kemoing pindah2 lokasi, Okelah...gak ada salahnya jalan deh ke Majalengka, yang tujuannya ke Desa Argapura, untuk melihat Terasiring berundak, dan menuju Lokasi Kemping di kaki Gn Ceremai, Cianteun Camping Ground.
Berangkat dari Rumah Jam 6.00, gak lupa Trip di Nol kan terlebih dahulu, Sambil liat Google Maps, sudah terlihat merahnya jalur Tol JORR dan Cikampek, krn mumpung masih pagi, akhirnya ambil jalur keluar ke Jatiasih, lalu menuju Babelan, menghindari Trafict Jam di Tol Cikampek. Lanjut masuk lagi Via Karawang barat, lumayan padat juga, rupanya banyak orang berfikiran sama untuk mengambil rute Arteri. 
Dari estimasi 4 jam perjalanan menuju majalengka, meleset hingga 4 jam, akhirnya sampai di lokasi jam 3 Sore.

ARGAPURA - ARGALINGGA
Destinasi yg di kunjungi sebenarnya berupa Lahan pertanian kering, yg komoditasnya berupa tanaman bawang, dan sayur mayur spt Kol, Tomat dan Kubis. Terbayang sebelumnya berupa lahan Padi. mirip2 Dieng, hanya saja dieng berada di dataran tinggi, kalau Argapura ada di lereng Gn. Ceremai, mungkin kisaran ketinggian 1000 - 1500 Dpl, dengan suhu rata2 sekitar 20 derajat Celcius. Geliat desa ini sebenarnya biasa saja, gak ada aktivitas yg mengarah sebagai lokasi wisata, mungkin di karenakan informasi yg kurang, dan juga moda transportasi yang masih kurang untuk menuju kesana.
Bila saja tidak ada Obyek Wisata Curug Muara Jaya (sy tidak mampir), atau Curug Pelangi (Green Canyon ala Majalengka), bisa jadi, bukit Panyaweuyan biasa di sebut, tidak akan menjadi hal yg istimewa, karena pembentukan terasiring memang sdh menjadi kebutuhan yg landscapenya banyak bukit-bukit. (Sayangnya gak lama kami mampir ke sini, di Medsos, ada berita ABG Goblok yg selfi2 sambil injak-injak tanaman bawang petani....jannnn...Guoblok tenan, cuma pengin foto dg latar belakang terasiring)






Karena emng gak ada niatan, jalan, tapi menyiapkan perlengkapan kemping...Nah lohh...hahahah..emng niat kemping, di putuskanlah kemping di Buperta Cianteun, Bumi perkemahan Pinus, yg masih satu lokasi dengan Desa Argapura - Argalingga





Itupun atas Usulan KK Azizah...yg ngajakin kemping pindah - pindah...

Paginya kami berkemas, untuk mengunjungi Green Canyonnya Majalengka, dan masih di kawasan Argapura.
Selesai Sarapan Telor Matasapi + Roti (kayak wong londo), Jam 09:00 berangkat menuju lokasi.

Yang di maksud Green Canyonnya ala Majalengka, adalah, cerukan sungai yg berada jauh di atas dataran..
Kalau gak salah hampir sejauh 200M dari jalan Raya menuju Sungai. dan melewati 2.678 Anak Tangga, boleh di hitung kalau gak percaya...:D
Masih tergolong wisata yg baru di ramai - ramaikan, Cukup bagus, hanya saja akomodasi dan fasilitasnya belum memadai. Berikut cuplikannya :


 Melewati pematang Sawah dulu...

Ini Tangganya Curam banget...

  Ini Juga...

 Ini Sungainya

 Ini Canyonnya




 Dari Sungai Ini bawanya Canyon yg di atas



Setelah matahari beranjak naik, sekitar jam 10 , kami sudahi kunjungan ke Green Canyon. Sambil diskusi sama keluarga, mau di bawa kemana ini Si Cimut Silvy.
Rembug Punya rembug, di putuskan untuk menyusuri jalan utama Majalengka - Pangandaran, dari Gunung menuju Pantai,....dan Kemping lagi Rencananya.

Jalur yang kami lalui, relatif lancar dg aspal yang mulus, dan kecepatan rata - rata bisa 40 Kpj, jadi kalau ada rekan- rekan yg mau mudik dan mencari jalan alternatif, di sarankan bisa melalui jalan ini. yaitu Majalengka - Cikijing - Rajapolah - Ciamis - Banjar. Hanya pas melintas dari Banjar - Pangandaran, ada beberapa Ruas jalan yang sedang di lakukan Pengaspalan ulang, mungkin menjelang lebaran nanti sudah halus kembali...semoga.









Sabtu, 26 Maret 2016

DATSUN RISERS EXPEDITION ETAPE #3 DAYS #3

HOAAAAAAMMMMM................................................


Rutinitas bangun pagi, Subuhan dulu....
Mata masih kriyep..kriyep...blom nyenyak tidurnya, karena semalam ngobrol..ngomongin perjalanan Pekan baru-Bukittinggi. di tambah hawa sejuk Bukittinggi yang pengin narik selimut lagi...sayangnya cuma semalam kami disini. Dan pagi ini harus bergegas ke Padang.
Nyaman juga Hotel ini, walaupun Arsitekturnya di buat jaman Opa - Opa..tapi isinya Modern, selayaknya Hotel sekarang, TV Cable, Hot Water, AC, Dan WiFi yang kenceng signalnya.
Di tambah Jendela Hotel yg menghadap Gunung Marapi dan Singgalang.
Yen..tak pikir-pikir..kaya di Temangggung, dengan pemandangan Gunung Sindoro Sumbing, atau Magelang, dengan Merapi dan Merbabunya.

Jadi ingat Syairnya Iwan Fals :

Kubuka jendela  
Sapa angin pagi 
Ringan kau melangkah 
Songsong hidup ini
 
Hela lenguh lembu
Halau burung burung 
Bocah tawa riang
Canda di kali yang jernih
 
Bila malam 
Tembang di purnama 
Yang memberi semangat 
Hidup esok hari
 
Kubuka jendela 
Maki angin pagi 
Berat kau melangkah 
Tuk dapatkan kesempatan
 
Roda teknologi
Enyahkan pedati 
Bias rumah kaca
Lubangi paru bumi
 
Syair Ronggowarsito 
Jerit dan keringat
Gemuruhnya Rolling Stones
 
Api revolusi 
Haruskah padam 
Digantikan figur yang tak pasti

 Sejenak melepaskan penat, melupakan masa lalu, menatap masa depan dengan harapan harapan dan impian, jauh dari hinggar bingar politik, club, organisasi, kantor...dan apaalah yg jadi rutinitas.

Disini, Gw, Bram, Kobul... cuma pengin jalan-jalan menikmati hidup, yang mungkin gak terulang lagi..
"Nikmat mana lagi yang akan aku dustakan..Terima Kasih ya Allah..sudah menghantarkan ku dan temanku di Perjalanan ini..."


Ngincer Gunung Marapi




Sarapan pagi ini Salad aja...sama nasi Goreng, sama Bihun Goreng (gak habis, karena bau apek), sama Roti panggang, segelas Jus Paya, di tutup makan buah lagi, sama puding. ehhmm Kok jadi banyak....

Great Wall
Hari ini sesuai Rundown, Team DRE#3, on the way, menuju "Great Wall", di ngarai Sianok. Mirip2 Lembah Harau, karena emang kita mau liat terbentuknya lembah dan ngarai ...yang katanya ini adalah patahan kerak bumi, yang naik kepermukaan, Landscape Ngarai ini terbentang dari selatan ngarai Koto Gadang sampai ke nagari Sianok Anam Suku, dan berakhir di kecamatan Palupuh. Ngarai Sianok memiliki pemandangan yang sangat indah dan juga menjadi salah satu objek wisata andalan. Ada satu yg terlewat di dekat ngarai ini saat kami melewatinya, disisi kiri jalan banyak Lubang2 Gua Jepang. Dan Kata Mas Bram, lorong Gua Jepang ini sampai ke tengah kota BukitTinggi, bilamana ada Gempa, yg di khawatirkan adalah Runtuhnya Goa, Berikut Kota Bukittinggi di atasnya akan ikut ambrol...Waullahualam.....

 Sungai yg meliuk diantara tebing

 Ada Kerbau


Ini dia Great Wall, sama kan...?

Beberapa lintasan mendaki ke arah tebing di buat jalur pendakian seperti Tembok Besar China, namun lebarnya hanya 2m, itulah kenapa di sebut Great Wall.
Butuh tenaga Extra untuk menjangkau tangga-tangga ini, yang pasti gw patokannya si Bram...Klo Bram sampe Atas, Gw pasti sampe banget....terbukti, Bram nyerah...hahahahha....

Sanjai
Tak lengkap rasanya klo gak bawa buah tangan khas minang...Nasi padang....ya nggak lah
Keripiak Sanjai...
Keripik dari bahan uni kayu, yg di lapisi oleh Sambal balado ini sangat ngetrend, istilah kata..Gak Ke padang klo gak bawa Sanjai. Kembali Bram menuturkan beberapa nama Kripik Khas ini, ada Merk Artis Terkenal, yg pernah berperan jadi Tjut Nyak Dien, ada Juga merk2 Lokal, kali ini Bram menyarankan Merk Lokal...dan Lagi2 Konon (jangan di balik bacanya) Katanya, produk yg ngetrend di orang2 itu ambil dari sini, tapi gak tau deh...bagi Gue..itu keripik udah di olesin sama Balado aja... Klo Belum ya namanya cuma keripik singkong...

Di tempat penjualannya, tersedia pula pabrik proses pembuatannya, mulai dari bahan baku, hingga pengepakan, sayang waktu sampai, karena masih pagi, belum ada satupun kripik yg di olesin, tapi gw jadi tau ternyata bahannya adalah dari singkong...Cerdas kan Gue....suit..suitt....hehehehe....uhuyyy

 Bahan Baku Ubi kayu/Singkong di Kupas

 Ubi kayu di Serut dengan alat Khusus, namanya S E R U T A N

 Lalu diangin - anginkan
Kemudian di Goreng

Maka Jadilah ini, 

Disini gw agak Janggal, di serut bulet bulet, di anginkan juga bulet-bulet, yang di goreng masih bulet-bulet, lantas kenapa jadinya panjang-panjang....Masih jadi Misteri buat gue...."Bram..Tolong jelasin kenapa begitu....?"



Yukkk  di borong sanjainya...

Nb:
Sebagai Literatur tambahan, Bahwa nama Sanjai itu bukan nama artis Bollywood, tapi merupakan nama daerah basis makanan ini berasal, seperti, halnya Wingko Babat, Terkenalnya bukan di lokasi daerahnya, tapi malah di luar kotanya, seperti si Sanjai ini berasal, malah ngetrend di Bukittinggi, atau Kota Padangnya...
Ya itulah emang begitu...Wingko babat juga malah terkenal di Semarang, Padahal Kota Babat adanya di Lamongan Kota Soto. Kalo gak Percaya, tanya Mbah Gugel

Kelok 44 & Danau Maninjau
Kembali kami harus mengarungi ganasnya jalan darat Bukittinggi-Maninjau, rute ini di tempuh karena ingin menjajal mesin 1200ccnya Datsun panca. Suatu tantangan yang sulit di elakkan. karena ke Padang Rute Darat, gak lengkap rasanya kalau gak lewat Kelok 9 dan 44.
Dengan iring iringan seperti hari kemarin, yaitu 16 Kendaraan para Risers dan Crew, kami mencoba menapaki jalur BukitTinggi - Maninjau.
Jalur yg dilalui, dari bukittinggi sudah banyak kelokan, paling tidak, sebagai pemanasan ke Kelok 44.

 Jalur Kelok 44

Rehat Sejenak, susun barisan

Ada ritual khusus untuk memasuki jalur kelok 44, yaitu bilamana kita memasuki badan tikungan wajib membunyikan Klakson
Tujuannya agar kendaraan dari arah depan mengetahui bahwa kita juga ada jalur yang sama. Manakala kita lebih dahulu membunyikan klakson, maka kita dapat masuk ke jalur yg belokkannya bisa mencapai 90 derajat lebih. Dan kendaraan lawan harus menahan masuk, kalau tidak, maka dapat menimbulkan kecelakaan. Secara Umum, biasanya Kendaraan dari arah Atas, lebih banyak menahan menunggu yg di bawah naik terlebih dahulu, ketika memasuki kelokkan. Kelokan ini sangat rumit, dengan sudut-sudut yang patah, di tambah, ada beberapa tanjakan dan turunan yang curam.

Sehingga pada akhirnya team DRE#3, lebih mengambil sikap hati-hati dan kontinue menginformasikan melalui Radio Komunikasi.

Berbaris Rapih, dengan latar belakang Danau Maninjau
Mari makan

 PLTA

Hingga petang selesai makan siang, dengan menu Ikan Bilis khas Maninjau, perjalanan di lanjutkan menuju Padang.
Sebelum memasuki kota padang, singgah Dahulu di Pantai Cermin, sambil melepas penat.
Tidak banyak yang di exploitasi, Hanya  hamparan pasir dan dua pulau di depan, yg saya gak tau namanya.

akhirnya kami mengakhiri memasuki kota Padang menuju Hotel ketika malam menjelang.


Next Etape #3 Kubu Gadang, Days#4